Sabtu, 01 November 2008

Semut "Minthil" dan Pak Belalang




Karya : Avri

Pada suatu hari ada seekor semut kecil bernama Minthil sedang Mencari buah-buahan didalam hutan yang lebat. Dia seekor semut yang rajin, cerdas dan berbakti dengan orang tuanya. Minthi selalu membantu orang tuanya untuk mencari makanan untuk dimakan bersama keluarganya.
Dia seekor semut yang pemberani walaupun berada di tengah hutan lebat sendirian, dia tidak pernah merasa takut meskipun sebagai seekor binatang kecil, dia selalu diintai oleh marabahaya oleh binatang yang lebih besar darinya.
Takberselang lama akhirnya buah yang dicari segera didapatkannya. Dilihatnya ada sebuah pohon pepaya yang sedang berbuah lebat dan ada yang sudah masak berwarna merah kekuning-kuningan. Tanpa berpikir panjang dia segera memetiknya.

" Buah ini pasti manis rasanya..., kubawa pulang ah... biar ayah dan ibuku nanti senang.." berkata Minthil didalam hati. Lalu Minthil segera memetik buah tersebut dan dibawanya pulang.
Dalam perjalanan dia membayangkan betapa senang orang tuanya ketika melihat dia pulang membawa buah segar dan sudah matang, sampai akhirnya di dikejutkan oleh suara besar yang didengarnya. "Berhenti...........!"Kata suara itu.
Tepat dihadapannya telah berdiri seekor makhluk besar dengan kaki-kaki yang panjang dan berduri menghadangnya dengan sorot mata yang tajam dan berwarna merah.
Minthil Gemetaran ketakutan sampai dia terkencing-kencing tak terasa.
" Siapa kau hei makhluk besar..... dan apa maumu menghadangku...? Tanya Minthil dengan suara bergetar menahan rasa takut.



" Aku Pak Belalang. Kau harus menyerahkan buah itu padaku karena sejak kemarin aku belum makan. Kalau tidak kau berikan maka kamu akan kupukul dan kutendang dengan kakiku ini sampai jatuh ke kali Metro....!" kata pak Belalang dengan suara yang keras.
"Ampun pak Belalang...,buah ini akan kuberikan pada orang tuaku..., nanti kalau aku pulang tidak membawa buah-buahan aku pasti akan dimarahi orang tuaku..." Jawab Minthil.
"Aku tak peduli...yang penting kau segera menyerahkan buah itu padaku. Kau khan bisa cari lagi nanti...." Bentak Pak Belalang lagi.
Akhirnya Minthil menyerah dan memberikan buah tersebut kepada pak Belalang walaupun dengan berat hati.
Pak Belalang segera mengambil buah itu kemudian pergi meninggalkan minthil yang ketakutan sendirian. Minthil akhirnya pulang dengan tangan kosong sambil menangis sepanjang jalan .
Setibanya di rumah, dia segera menceritakan semua kejadian itu pada orang tuanya.
"Ya sudahlan Thil... kamu nggak usah bersedih, besok khan bisa cari lagi di hutan, Sekarang kamu mandi dulu terus makan dan beristirahat, Ayah Ibumu tadi sudah memasak makanan kesukaanmu udang goreng dengan nasi hangat.." kata ibunya sambil mengelus-elus kepala Minthil.
Kemudian tanpa berpikir panjang Minthil segera mandi dan makan lalu masuk kekamar dan tidur. Sebelum dia tertidur dia memutar otak untuk mencari akal agar besok dia dapat mengalahkan pak belalang.
"Aku dapat ide sekarang...., tunggu aku besok akan kubalas perlakuan pak Belalang sepaya dia kapok" kata Minthil didalam hati. Lalu di memejamkam matanya dan tertidur pulas.
Esok paginya dia segera bangun dan membersihkan dirinya lalu berpamitan ke orang tuanya untuk pergi ke hutan untuk mencari buah-buahan lagi.
Dia sudah hafal betul letak pohon pepaya yang kemarin ditemukannya. Tanpa berfikir panjang dia segera memetik buah pepaya yang besr dan sudah masak. Dia membuat lubang di buah tersebut dan memasukkan sesuatu kedalamnya, lantas dia segera menutup lubang tersebut hingga ta ada bekas pada lubang tersebut.
Minthil berjalan pulang sambil bersiul-siul menyanyikan lagu kesayangannya, sampai akhirnya dia dikejutkan oleh suara keras yang menghadang tepat dihadapannya. Sama seperti kemarin di dihadang oleh pak Belalang yang akan merampas buah pepaya yang telah didapatkannya. Tanpa menjawab lagi dia segera menyerahkan buah tersebut kepada pak Belalang. Karena lapar, maka pak Belalng langsung melahap buah rampasannya tanpa curiga. Sampai akhirnya dia merasakan adanya rasa yang aneh pada buah tersebut.
"Waduh.............,mulutku seperti terbakar.....!"teriak pak Belalang.
"Kamu kasih apa aku Thil......, buahnya kok rasanya begini......" tanya pak Belalang kepada Minthil sambil merasakan pedasnya buah pepaya sampai dia tak tahan lagi.
"Tolong aku Thil.... aku sudah tak tahan lagi.....!"pak Belalang berteriak sambil mengiba pada Minthil.
"Emang enak........., ya itu rasanya kalau suka merampas milik orang tanpa mau bekerja sendiri.." jawab Minthil.
"AmpunThilll......." kata pak Belalang lagi.
"Aku bisa menolong untuk mengurangi rasa pedas itu.., tapi kamu harus janji untuk tidak berbuat jahat lagi..., mau nggak ...? tanya Minthil
"Ya sudah aku janji...!" kata pak Belalang sambil menahan rasa sakit pada mulutnya.
Kemudian minthi segera mengambil sebuah permen "Fox" dari dalam sakunya dan diserahkan kepada pak Belalang."Makan ini supaya lekas sembuh...."kata Minthil.
Pak Belalang segera memakan permen tersebut dan akhirnya merasa agak baikan.
"Makasih Thil....., aku sekarang minta maaf padamu karena kemarin aku telah berbuat jahat padamu.., aku janji tak akan mengulanginya lagi. mau khan Thil.. ?" kata pak Belalang.
"Ya sudahlah pak Belalang...., makanya kalau mau makan enak harus kerja dulu... jangan seenaknya merampas milik orang lain.." jawab Minthil.
Akhirnya pak Belalang insyaf atas perbuatannya, dan dia segera menebus kesalahannya dengan mengantarkan Minthil pulang kerumahnya dengan cara menggendong Minthil di punggungnya sambil terbang.
Sejak saat itu Pak Belalang menjadi teman Minthil menjadi Belalang yang baik dan pekerja keras tanpa melakukan kejahatan lagi bagi makhluk lainnya.

..rezeki akan datang dengan kerja keras....., tanpa jalan pintas yang merugikan orang lain...


Tidak ada komentar:

Cara Memasukkan Link Youtube Ke Blog Agar Langsung Terlihat

Cara memasang embed Youtube ke blog – Seiring maraknya kegiatan Belajar Dari Rumah maka banyak guru yang memanfaatkan berbagai platform untu...