Ketika kampung- kampung berlomba-lomba
untuk menjadi juara lingkungan hijau....
Ketika semua orang mendambakan udara
bersih....
Ketika semua orang sibuk mencari daerah
yang yang udaranya ber-oksigen tinggi...
Ketika green peace berteriak lantang
menyuarakan kelestarian lingkungan meskipun bertaruh nyawa....
Ketika pemda-pemda sibuk membangun hutan
kota ...
Ketika sekolah-sekolah berlomba menjadi
sekolah adiwiyata.......
sekolahku melakukan hal yang sebaliknya.
Tiga pohon besar penghasil oksigen untuk 1.150 warga sekolah dan pelindung
terik sinar matahari ketika berlangsung upacara dan kegiatan oleh raga ditebang
habis. Entah bisikan apa yang mereka terima untuk melakukan hal itu.
Alasan yang disampaikan penguasa sekolah tidak jelas , katanya merusak pagar sekolah, padahal rusaknya pagar bukan murni karena pohon tersebut melainkan karena usia bangunan yang sudah tua ( dibangun 31 tahun yang lalu), struktur tanah yang labil ( lahan bekas sawah) dan pergerakan tanah dibawahnya (dibuktikan dengan pagar lain yang jauh dari pohon yang lebih dahulu roboh meskipun tidak ada pohon didekatnya). Saya menjadi bingung ketika akan melakukan pembelajaran di luar kelas (biasanya di bawah pohon itu) menjadi terkendala panasnya terik matahari. Tidak ada lagi siswa yang bercengkerama dibawah pohon ketika jam istirahat, tidak ada kicauan burung yang terdengar di tempat itu, Ironis memang.... tapi mau bagaimana lagi..... Nasi sudah menjadi bubur. Pohon yang baru masih akan ditanam, katanya mau menanam jenis palem, padahal jenis palem membutuhkan air yang sangat banyak yang berpotensi menyedot air tanah yang sangat besar .
Alasan yang disampaikan penguasa sekolah tidak jelas , katanya merusak pagar sekolah, padahal rusaknya pagar bukan murni karena pohon tersebut melainkan karena usia bangunan yang sudah tua ( dibangun 31 tahun yang lalu), struktur tanah yang labil ( lahan bekas sawah) dan pergerakan tanah dibawahnya (dibuktikan dengan pagar lain yang jauh dari pohon yang lebih dahulu roboh meskipun tidak ada pohon didekatnya). Saya menjadi bingung ketika akan melakukan pembelajaran di luar kelas (biasanya di bawah pohon itu) menjadi terkendala panasnya terik matahari. Tidak ada lagi siswa yang bercengkerama dibawah pohon ketika jam istirahat, tidak ada kicauan burung yang terdengar di tempat itu, Ironis memang.... tapi mau bagaimana lagi..... Nasi sudah menjadi bubur. Pohon yang baru masih akan ditanam, katanya mau menanam jenis palem, padahal jenis palem membutuhkan air yang sangat banyak yang berpotensi menyedot air tanah yang sangat besar .
Inilah beberapa fakta kekurangan yang ada
pada pohon palem : ( ini dari www.ilmuflora.com)
1. Pohon palem merupakan jenis tanaman yang
menghasilkan oksigen yang rendah. Struktur daunnya yang berpori rapat dan
mempunyai metabolisme yang rendah menjadi penyebab rendahnya oksigen yang
dihasilkan jenis pohon ini.
2. Tidak mampu menahan erosi yang baik, sehingga jika
jenis tanaman palem ini ditanam pada tanah yang bertekstur miring, jika terjadi
aliran air yang berlebih dan struktur tanah labil, pohon palem tidak dapat
menahan dengan kuat potensi longsor yang akan terjadi. Hal ini terjadi karena bentuk
akar dari pohon palem berupa akar serabut.
3. Masih berkaitan dengan nomor dua yaitu tidak mampu
memberikan pori-pori yang cukup didalam tanah yang berfungsi sebagai pintu
serapan air menuju kedalam tanah. Sehingga pohon palem tidak dapat mengurangi dampak
dari banjir yang akhir-akhir ini sudah menjadi trend, hi-hi-hi.
4. Struktur pohon yang menjulang menjadi biang
terjadinya petir, yang membahayakan perumahan warga. Perlu diketahui bahwa
petir sangat suka melalui media yang mempunyai kemampuan grounding yang baik,
nah jenis pohon palem ini cukup bagus untuk mengalirkan medan listrik dari
udara ke tanah.
5. Jenis pohon palem sulit untuk dikembangbiakan.
Biasanya para petani pohon palem menggunakan buah dari bunga palem yang sudah
matang sebagai cara perkembangbiakan. Memang ada beberapa pohon palem yang
mampu mengeluarkan anakan, namun hal tersebut harus menunggu beberapa tahun
baru kemudian tunas anakan muncul.
(
(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar